![]() |
“Kamu koq gak romantis sih?
Sesekali kasih dong aku bunga!” Rani menggerutu dan cemberut di hadapan
suaminya. Sang suami memang polos dan tidak pandai mengungkapkan kata-kata
cinta. Sebenarnya sang suami bukan tak cinta, namun ia punya cara lain dalam
mengekspresikan cinta. Baginya, kerja keras untuk menafkahi keluarga serta
sesekali membantu pekerjaan istri di rumah adalah bentuk cinta kepada istrinya.
Memang kekurangannya adalah kaku dan tak pandai berucap romantis.
Lain Rani, Lain pula Rebeca. Tadi malam Rebeca ngambek kepada sang suami.
Keinginannya untuk membeli baju baru tak kesampean lantaran penghasilan sang
suami pas-pasan. Rebeca memiliki tipe suami P12 … Pergi Pagi Pulang Petang
Pinggang Pundak Pegal-Pegal Penghasilan
Pas-Pasan Potong Pajak Pula… (seterusnya tambahin sendiri ya?! hehe).
Ada lagi. Yayuk namanya. Dia sudah cape jadi kontaktor terus bersama
suaminya. Pindah-pindah kontakan udah biasa. Maklum, cari yang murah. “Ayah,
kapan kita punya rumah sendiri? Kan gak enak pindah-pindah memulu”, Yayuk
bersungut-sungut ke suaminya. Sang suami hanya terdiam. Ia tampak sedih
membatin, di dalam kontakannya. Kontrakan yang baru ia dapatkan susah payah.
Cari yang murah, namun enak ditempati memang sulit. Ia hanya bisa dapatkan
rumah dengan tipe RS7… Rumah Sangat Sederhana Sempit Sekali Sisinya Sawah
Selokan… (lebai ini sih, hehe).
Usut terusut…
Rani… ternyata pernah memiliki mantan yang super romantis. Bertolak
belakang dengan sang suami. Pantas, ia selalu menuntut suami agar wajib
bersikap romantis
Rebeca… ternyata pernah memiliki pujaan hati anak gedongan. Saat pacaran
dengan sang mantan, Rebeca sering dibelikan baju walau ia tak memintanya.
Bertentangan dengan sang suami, jangankan beli baju… beli garem sama terasi aja
sulit.. maklum dah, wong pailit.
Terakhir, Yayuk. Ternyata eh, ternyata… ia pernah pacaran dengan putera
konglomerat. Sang putera sudah dibangunkan rumah mewah oleh ortunya sebagai
persiapan untuk keluarganya kelak. Tentu saja, ini kontadiktif dengan Paijo,
sang suami yang dengan banting daging dan tulang pun, belum mampu menyediakan
rumah yang nyaman bagi Yayuk.
Dari peristiwa di atas, saya jadi teringat sebuah hadist… pesan Rasulullah
kepada yang hendak menikah.
“Kawinilah gadis-gadis, sesungguhnya mereka lebih sedap mulutnya, lebih
banyak melahirkan, dan lebih rela menerima (pemberian, nafkah) yang sedikit.”
(HR Thabrani)
Seorang gadis yang hatinya belum disinggahi perasaan
cinta, ketika ia menikah akan lebih jernih ungkapan perasaannya. Akan terlahir
kemesraan yang lebih hangat. Sedap mulutnya. Ada canda yang menyegarkan jiwa,
ada juga gelak tawa kecil yang renyah. Bisa bermesraan saat-saat berdua dengan
cubitan cinta (rada mendayu-dayu nih, hihi). Kita juga bisa saling gigit dengan
gigitan sayang (jangan terlalu keras, nanti sariawan! Hehe). Akibatnya, letih
dan penat yang kita rasakan saat pulang, rasanya hilang tanpa bekas.
Bersambung.......
Udah capek belum bacanya...?
Kalo belum lanjutin nih
Di antara
keutamaan menikah dengan gadis perawan adalah mereka lebih rela dengan
nafkah yang sedikit. Anda bisa berumah tangga mulai dari nol, dari keadaan
tidak punya apa-apa sama sekali. Penghasilan pas-pasan dan rumah kontrakan tipe
RS7 tidak menjadi persoalan. Tidak berkurang sedikit pun kemesraan dan
ketulusannya. Itulah yang dikatakan Rasulullah, “….. lebih rela menerima
(pemberian, nafkah) yang sedikit”.
Ketika menelisik kehidupan nyata saat ini… muncul
pertanyaan, adakah gadis baik saat ini ketika kehormatan dan kesucian dianggap
tidak penting lagi? Ada gak ya? Hm.. Anda mungkin bisa membayangkannya ketika
melihat pergaulan muda-mudi di sekeliling Anda. Kalo saya sih, hanya bisa
mengelus dada (bukan sok suci lho, ngelus dada karena haus nih, eh salah ya,
harusnya ngelus kerongkongan… maksa hehe).
Kesucian cinta yang seharusnya hanya dipersembahkan
untuk sang suami, apa jadinya jika telah ternoda? Kisah Rani, Rebeca dan Yayuk
adalah hanya sekelumit kisah di permukaan. Banyak fakta dan cerita yang lebih
parah dari sekedar cerita ringan Rani, Rebeca dan Yayuk. Menurut survey BKKBN
tahun 2008, 63 persen remaja Indonesia pernah berhubungan seks. Parahnya, hasil
penelitian Komnas Anak pada tahun yang sama menunjukkan 62,7 persen remaja SMP
sudah tidak perawan lagi. Wow… kapan melakukannya ya? Saat belajar kelompok
kali! hehe
Kasihan suami kita kelak. Ia kita berikan cinta
sisa orang. Sang istri telah ternoda dan sudah “tidak perawan” (dalam makna
kiasan ataupun sungguhan). Kelak, ketika sudah bersuami, wanita yang hatinya
telah ternoda cenderung membandingkan suami dengan hal terkesan di masa lalu
bersama “sang mantan”. Akibatnya, ia tidak terima jika suami tak sesuai dengan
harapannya. Tepatnya, tidak sesuai seperti sang mantannya.
Mungkin itu salah satu penyebab tingginya
perceraian saat ini. Menurut KUA, setiap 100 orang yang menikah, 10 pasangannya
bercerai. Umumnya mereka yang baru berumah tangga (KUA 2007). Tahun 2007 aja
sudah seperti itu, apalagi tahun sekarang 2017… pasti lebih tinggi lagi. Terus
kalo tahun 2020? (Jangan bilang Kiamat sudah dekat!)
Benar pernyataan Rasulullah, “Kawinilah gadis…”!
Pengalaman bercintanya pertama kali hanya dengan suami. Apapun kelemahan dan
kekurangan suami (yang tidak bertentangan dengan hukum syara), ia akan
menerimanya. Karena ia belum punya pembanding yang lebih perfect sebelumnya.
Cintanya akan ia tumpahkan seutuhnya untuk sang suami.. Betapa indah!
Nah, bagi wanita yang lagi pacaran… hati-hati…
hatimu ternoda. Jangan biarkan dirimu termangsa. Kalo bisa, langsung minta
nikah ke cowoknya. Cowok biasanya ingin enaknya aja, tapi gak mau tanggung
jawab. Ibarat kata, “Cowok lo yang makan nangkanya orang lain yang kena
getahnya…” (hmm, udah mulai 17+ nih).
Kalo cowok gak mau menikahimu atau belum siap
nikah, putusin aja sebelum mereka semakin banyak menggoreskan noda. Setelah
pria memberi noda, apakah Anda bisa menjamin mereka tetap di samping Anda? Tak
ada penjara yang mampu memenjarakan hati pria di dunia ini ketika pria itu
sudah dapat apa yang diinginkannya.
Selamatkan diri Anda segera! Soal jodoh, serahkan
pada Allah… lebih baik kita mempersiapkan diri menjadi wanita terbaik untuk
suami kita kelak. Ketika Anda bersiap diri, insya Allah jodoh akan
menghampirimu. Kelak, belajarlah mengenal suami apa adanya. Anggap saja, ia
lelaki pertama yang engkau kenal.. Dialah lelaki sejati yang akan menemanimu
sepanjang hayat. Jangan kau sakiti mereka dengan mengungkap dosa lama. Dengan
membandingkan dan memimpikan sang mantan atau pujaan dalam kehidupan rumah
tangamu. Tutuplah masa kelammu.. pejamkan mata dan bertaubat.
Allah
berfirman: “Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertaubat dan
menyukai orang-orang yang mensucikan diri.”[Qs Al-Baqarah:222].
“….janganlah kamu berputus asa dari rahmat
Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dia-lah
Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”[Az Zumar:53]. Wallahu a’lamu
bish-shawab.
Copas12 KOMENTAR
Tidak ada komentar:
Posting Komentar