Bismillah.. Kutuliskan
kisah ini dengan airmata yang membanjir...
Suatu hari saya sedang
membersihkan rumah, tiba-tiba anak lelaki saya datang, ia masih kecil waktu
itu, ia menjatuhkan satu hiasan yang terbuat dari kaca dan pecah. Saya
benar-benar marah ketika itu, karena hiasan itu amat mahal harganya, hadiah
istimewa dari ibu yang saya jaga dengan sangat baik. Karena terlalu marah, saya
kehilangan kontrol dan melontarkan kata-kata: “Semoga kamu tertimpa dinding
bangunan dan tulang belulangmu hancur”
Beberapa tahun
berlalu, saya lupa akan doa itu, sayapun tidak menganggapnya penting, dan saya
tidak tahu bahwa ternyata doa itu telah naik keatas langit. Anak lelakiku dan
saudara-saudarinya yang lain semakin besar, rasanya dialah yang paling saya cintai
dari anak-anakku yang lain. Dialah yang paling saya khawatirkan. Ia pula yang
paling berbakti kepadaku dibanding yang lain. Dia telah tamat belajar, bekerja
dan sudah waktunya untuk saya mencarikannya pasangan. Dan diperolehlah pasangan
hidup buatnya.
Ayah pasangannya
memiliki sebuah gedung tua yang hendak direnovasi. Maka pergilah anakku bersama
ayahnya ke gedung itu. Para pekerja sudah bersiap-siap untuk merenovasinya.
Ditengah aktivitas pekerjaan, anakku pergi agak jauh dari yang lainnya, para
pekerja tidak tahu ada ia disana, bangunan yang sengaja dirobohkan untuk di
renovasi itu jatuh menimpanya.
Anakku berteriak
hingga suaranya tidak terdengar lagi, semua pekerja berhenti, mereka ketakutan
dan kuatir. Mereka kemudian menyingkirkan dinding yang menghimpit anakku itu
dengan susah payah dan segera memanggil ambulans. Mereka tidak bisa mengangkat
badan anakku. Ia remuk, seperti kaca yang jatuh, pecah berkeping-keping. Mereka
membawanya dengan amat sulit dan segera memindahkannya untuk pertolongan lebih lanjut…
Ketika ayahnya menghubungi saya untuk mengabarkan itu. Seakan Allah
menghadirkan kembali apa yang telah saya doakan untuknya dahulu ketika ia kecil
Saya menangis hingga
jatuh pingsan. Ketika sadar saya berada di rumah sakit Dan saya meminta untuk melihat
anak saya. Ketika melihatnya, saya berucap: Ya Rabb, andaikan aku tidak
melihatnya dalam keadaan seperti itu… saya melihatnya, Seakan-akan Allah
berkata : Nih. ini doamu kan? Sudah saya kabulkan setelah sekian lama: Doa
orang tua itu mustajab dan sekarang aku akan mengambilnya.
Seketika itu juga
jantung saya seakan berhenti berdetak, Anak saya menghembuskan nafas
terakhirnya. Sembari berteriak dan menangis saya berkata: Andaikan ia hidup
lagi, tidaklah mengapa jika dia hancurkan seluruh perabot rumah, asalkan saya
tidak kehilangan dia. Andaikan lidah saya ini terpotong dan tidak mendoakan
yang sedemikian..andaikan ruhku pun turut bersamamu nak,,hingga saya bisa
beristirahat dari kepedihan yang saya rasakan sepeninggalmu, andaikan, andaikan
dan banyak andaikan yang sudah tiada berguna.
***
Pesan untuk semua ibu:
Jangan terburu-buru mendoakan anakmu ketika sedang marah, apalagi doa yang
buruk. Berlindunglah kepada Allah dari godaan setan. Jika anda ingin
memukulnya, pukul saja, tapi jangan mendoakannya dengan doa yang tidak baik,
sehingga kalian akan menyesal seperti saya. Semarah apapun anda, doakan anak
anda menjadi anak yang sholeh dan sholehah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar